MUARA TEWEH – Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Barut) diminta untuk dapat membuat membuat wadah atau canter, untuk penampungan dan menjual hasil kerajinan tangan masyarakat di daerah setempat. Permintaan tersebut disampaikan oleh Anggota DPRD Barut, Rosi Wahyuni beberapa waktu yang lalu, sebab menilai besarnya potensi yang ada karena kerajinan tangan dari anyaman rotan yang dihasilkan masyarakat Kabupaten Batara, ternyata memiliki daya tarik tersendiri.
Bahan baku rotan yang diolah menjadi tas-tas berpenampilan cantik tersebut diminati oleh warga luar daerah. Itu terbukti dari adanya para pengepul yang informasinya datang dari Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Selatan untuk membelinya dan dibawa ke daerah mereka.
Proses pewarnaan para pengrajin anyaman rotan ini pun terbilang masih alami atau menggunakan cara tradisional, seperti memanfaatkan dedauanan yang direbus. “Untuk membuat sebuah tas ukuran kecil dari anyaman rotan ini, bisa diselesaikan oleh warga dalam waktu 1 hari,” ucap Politisi dari Parpol Hanura tersebut.
Jadi adanya wadah atau canter untuk menampung hasil kerajinan tangan masyarakat ini, diharapkan dapat membantu para pengrajin dalam memasarkan produknya serta mendongkrak harga jual produk anyaman rotan yang dihasilkan.
Diketahui bahwa harga jual tas-tas yang terbuat dari anyaman rotan ini, kalau di luar daerah seperti di Bali dan Jakarta bisa tembus mencapai Rp 500 ribu per buah, tapi disini para pengrajin menjualnya hanya seharga Rp 100 ribu per buah. “Jadi selisih harga ini sangat besar, dengan adanya canter untuk kerajinan rotan ini kita harapkan bisa mengangkat harga jual produk anyaman rotan, sehingga kesejahteraan masyarakat di daerah ini pun bisa meningkat,” kata Rosi.(cdr)